Semoga karya-karya berikut dapat menghibur dan menambah warna.












dr. Tyasmono, SpPD.
The Moon, the Stars, and The Fairy Tales
Pasar malam ini digelar rutin setiap tahun selama satu bulan lebih untuk memperingati Maulud Nabi dengan puncak acara yang ditandai dengan Grebeg Muludan. Dengan dikawal oleh 10 macam prajurit Kraton: Wirobrojo, Daeng, Patangpuluh, Jogokaryo, Prawirotomo, Nyutro, Ketanggung, Mantrijero, Surokarso, dan Bugis, sebuah Gunungan yang terbuat dari beras ketan, makanan dan buah-buahan serta sayur-sayuan akan dibawa dari istana Kemandungan melewati Sitihinggil dan Pagelaran menuju masjid Agung. Setelah dido'akan Gunungan yang melambangkan kesejahteraan kerajaan Mataram ini dibagikan kepada masyarakat yang menganggap bahwa bagian dari Gunungan ini akan membawa berkah bagi mereka. Bagian Gunungan yang dianggap sakral ini akan dibawa pulang dan ditanam di sawah/ladang agar sawah mereka menjadi subur dan bebas dari segala macam bencana dan malapetaka.


Komidi putar, salah satu permaian khas pasar malam, yang hampir selalu dapat dijumpai di semua pasar malam. Berupa kuda-kudaan atau hewan lainnya yang dibuat berputar, terkadang bisa naik turun. Sangat digemari anak-anak, karena permainan ini memiliki visual yang menarik dan tidak memacu adrenalin. Selain Komidi Putar masih banyak wahana lain yang bisa dinikmati di Sekaten, seperti "Ombak Banyu", Kincir Bianglala, Perahu ayun, Bom-bom Car, Trampolin, Kereta mini, Dunia Balon, Pertunjukan Sulap, sampai atraksi Lumba-lumba. HArga tiap wahana bervariasi antara Rp.5000-Rp10.000,- Khusus pertunjukan lumba-lumba tiket mencapai Rp.30.000,-
Yang ini tampaknya lebih modern dari kapal otok-otok, meskipun masih menggunakan teknik lama yaitu mekanik pegas yang diputar. Setelah pegas diputar dan ayam diletakkan, maka si ayan kana meloncat-loncat sambil mematuk-matuk lucu. Sedangkan si gorila akan mengangguk-anggukan badannya. Mainan lucu ini di hargai sekitar Rp. 10.000,-


Menjelang malam tiba, jika cuaca cerah, suasana di pasar malam sekaten sungguh luar biasa. Sembari duduk menikmati es teh di angkringan yang banyak tersebar, menyaksikan pergantian siang menuju malam yang indah. Lupakan sejenak pekerjaan, lupakan hutang, lupakan otak yang buntu, lupakan emosi, nikmati saja suasananya. Anda bisa berterak lepas bersama teman-teman anda saat mencoba "ombak banyu" atau "perahu ayun". Anda bisa puas tawar menawar dengan para pedagang disana. Atau anda cuma ingin melihat-lihat saja seperti kebanyaka tipikal orang Indonesia. Mampirlah sejenak, dan pilih sendiri suasana favorit anda disana. Mungkin kita akan bertemu disana :D
"Nona Mentari"
"Menunggu Nona Mentari"