Sabtu, 23 Januari 2010

NONA MENTARI

"Nona Mentari"
captured by yoseph novi christianto on monday morning 21 december 2009
at bantul street yogyakarta


Pagi yang sunyi, Nona Mentari dipaksa menari membuka hari.
Kulitnya yang kuning keemasan memancarkan sinar hangat yang memanjakan para makhluk siang yang masih nikmat terlelap. Pelan-pelan sinarnya yang menerobos tiap celah pepohonan itu mulai memaksa nyonya cemara untuk meninggalkan mimpinya. Mimpi yang indah sebenarnya. Dia sedang berpesta strawberry bersama anak-anaknya, ketika tiba-tiba sesosok terang keemasan nan hangat membelainya lembut dan menariknya perlahan dari alam mimpi.

"Oaaahm... Selamat pagi, Nona Mentari..." Sapa Nyonya cemara sambil meregangkan otot-ototnya dan menguap panjang.
"Selamat pagi, Nyonya Cemara... mimpi indah semalam rupanya..." Nona Mentari menjawab lembut sapaan Nyonya Cemara.
"Iya, mimpi yang indah, dan tiba-tiba kau datang membangunkanku..., kenapa hari ini kau datang awal sekali..." Nyonya Cemara menyahut.
"Waah, maaf sekali kalau mengganggu mimpi indahmu Nyonya, hari ini memang datang lebih awal, banyak sekali yang harus kukerjakan jadi aku harus bangun lebih awal. Sudahlah, lebih baik kau bangunkan anak-anakmu itu Nyonya Cemara... lihatlah, mereka pulas sekali." Ujar Nona Mentari.
"Baiklah, biar mereka aku yang urus... sepertinya mereka masih asik berkejar-kejaran di mimpi mereka. Sebaiknya kau segera ke tempat Tuan Menara, kau kan harus segera menggantikannya, kasihan dia kalau terlalu lama menunggu." Sahut Nyonya cemara sambil mulai membangunkan anak-anaknya.

"Menunggu Nona Mentari"
captured by yoseph novi christianto on monday morning 21 december 2009
at bantul street yogyakarta



Nona Mentari melanjutkan menari, kali ini diiringi embun pagi.
Lembut sekali gerakannya mengalun indah dan berirama. Burung-burung turut bernyanyi sembari terbang kesana kemari. Bergerombol dan mengepakan sayap. Menyegarkan diri dengan bermandi cahaya nona mentari. Hangat, menyapa sukma lembut menyentuh kalbu.

"Selamat pagi, Tuan Menara, malam yang indah semalam?" Nona mentari tiba di tempat Tuan Menara dan menyapa ramah.
"Ahahaha, kau sudah tiba rupanya Nona Mentari... Yayaya... malam yang indah... semalam aku mengobrol panjang dengan Paman Rembulan... Dia
sedang senang bercanda akhir-akhiur ini." Sahut Tuan Menara menjawab sapaan Nona Mentari.
"Sekarang kau bisa beristirahat kalau kau mau, Tuan Menara, biar aku menggantikanmu." Nona mentari berkata lagi.
""Oh, baiklah Nona, memang sudah lelah sekali saya semalaman berjaga... Baik-baiklah menggantikanku ya..., aku istirahat dulu..." Tuan Menara menjawab sembari perlahan meredupkan pandangannya dan memejamkan matanya.

Nona Mentaripun berlalu dari tempat Tuan Menara. Langkahnya tetap lincah, kini dia berdansa cha cha... satu dua tiga... Ayam jantan masih giat berkokok saat Nona Mentari mulai meninggi. Mengiringi langkah para petani menuju ke sawah mereka.
Pagi yang cerah dengan mentari yang ramah...

1 komentar:

  1. Winny wrote:
    Keren bro ceritanya...sip2....teruslah menulis dan mengembangkan sayapmu ya....

    BalasHapus