Kamis, 31 Desember 2009

Tuan Menara

"Tuan Menara"
captured by joseph novi christianto on friday mornin' 18 dec '09

digital pocket camera canon power shot A480
mercusuar patehan, pandansari, bantul


Malam yang kelam, Tuan Menara tampak muram dalam naungan cahaya bulan nan temaram.
Memandang berkeliling, berputar, lagi dan lagi. Semalam suntuk ia terjaga mengawasi para nelayan yang melaut dan kapal-kapal yang kehilangan arah. Matanya yang terang, memandang tajam ke setiap sudut lautan di sekelilingnya. Sunyi dan hanya berteman debur ombak. Debur ombak yang tak hentinya menggoda karang-karang itu. Satu dua digodanya camar-camar di tepi pantai dengan riaknya yang bergolak. Angin dingin yang menerpa turut menjadi teman setia. Menunggu nona mentari tiba menari di ujung cakrawala menggantikannya mengawasi lautan luas.

Pagi yang cerah, Tuan Menara tampak gagah menjulang tinggi di birunya cakrawala.
Matanya kini terpejam, namun tubuhnya tetap terjaga, siaga. Nona mentari telah menggantikannya mengawasi lautan. Dan kini Tuan Menara bermandikan cahaya pagi Nona Mentari. Hangat, sangat nyaman, dan menenangkan. Segerombolan awan tampak bercanda riang di ujung cakrawala, bermain ular naga dan sesekali berlari-lari. Nyonya Cemara dan anak-anaknya juga sudah tampak membuka mata, mereka bersiap untuk turut menari di hangatnya sinar Nona Mentari. Sebaris kecil angin sepoi berkejaran disela-sela mereka meninggalkan hawa yang membangkitakan suasana. Aah.. camar-camar itupun kini tak mau kalah, disambarnya riak-riak yang bergolak di deburnya ombak pagi itu. Sesekali mereka terbang melayang dan hinggap di bahu Tuan Menara, tergelak-gelak sesaat dan kembali menukik ke arah ombak-ombak yang tak lelahnya membelai pantai.
"Tuan Menara dan Nyonya Cemara"
captured by joseph novi christianto on friday mornin' 18 dec '09
digital pocket camera canon power shot A480
mercusuar patehan, pandansari, bantul


Siang yang terik, Tuan Menara tetap terlihat menarik di terpa sinar Nona Mentari yang makin meninggi.
Meninggi dan terus meninggi, dan kini Nona Mentari tepat berada diatas Tuan Menara. Tersenyum dan memandang berkeliling. Dihalaunya segerombolan awan yang mencoba menghadangnya. Camar-camar itu kini tampak kelelahan dan sesekali hinggap pada Nyonya Cemara. Ya, nyonya Cemara dan anak-anaknya tampak tenang dan kini mereka mulai membuka tikar makan siang mereka, tepat di bawah Tuan Menara. Semangkuk selai cherry dan sepiring pie stroberry. Itu kesukaan mereka. Tuan Menara melirik sedikit ke arah mereka dan tersenyum. Bau selai cherry itu selalu membuatnya penuh semangat. Nyonya Cemara tahu itu, dan diberikannya sesendok penuh selai cherry segar itu untuk Tuan Menara.

Senja yang hangat, Tuan Menara tak tampak penat meski berdiri sepanjang hari menyandang amanat.
Ya ya ya.. selepas Nona Mentari kembali keperaduannya di balik cakrawala itu, Tuan Menara harus bersiap menggantikannya mengawasi lautan, menuntun para nelayan dan pelaut yang tersesat di pekatnya malam. Tapi Tuan Menara masih punya waktu sebentar menghangatkan tubuhnya dengan sisa-sisa bias sinar nona mentari. Bersiap-siap membuka matanya yang ia pejamkan seharian meskipun tidak tidur. Lagi- lagi hanya nyanyian ombak yang mengiringi kesendiriannya. Nona Mentari berpamitan untuk terakhir kali, Nyonya cemara dan anak-anaknya juga sudah bersiap-siap beristirahat. Tuan Menara menghela nafas panjang dan membuka matanya, seiring Nona Mentari menghilang berganti gemintang. Satu, dua, tiga, Tuan Menara mulai mengukur pandangannya. satu, dua, tiga dibimbingnya mereka, mencari jalan pulang menuju sanak keluarga.


yogyakarta, dini hari, 31 Desember 2009, pagi terakhir di tahun ini.
Terimakasih 2009, Selamat datang 2010.
Dan Tuan Menara akan menyongsong pagi di tahun yang baru.
Selamat Tahun Baru 2010, semoga tercapai segala keinginan anda yang belum tercapai di tahun yang lalu.

Sabtu, 26 Desember 2009

They were Sister

ink on paper

Pagi berlari ceria mengejar rona-rona merah jingga dari semburat yang menerobos sela-sela cemara yang mulai menua. Satu dua langkah bergema dalam irama yang menghentak sukma. Dua pasang kaki terus berlari saling mengejar tak mau tertinggal. Sesaat berhenti, tersengal, menarik nafas panjang, melihat berkeliling. indah. indah dan hanya indah. lalau berlari lagi. Kedua pasang kaki itu. Tetap saling berkejaran riang ceria penuh canda. Tak beralas kaki, tapi tak mengapa. Rumput hijau menahan kaki-kaki mungil itu dari antukan batu dan duri yang menari-nari disepanjang jalan setapak itu. Terus berlari menuju kepuncak bukit itu, kaki-kaki itu seperti menari. Berpacu dan terus melaju.

Ah... puncak bukit sudah tampak dkat rupanya. Sebuah menara tua menjulang diatasnya. Hijau menghampar di sela-sela merah menyala yang menggoda. Dua pasang kaki terhenti seketika di depan papan bertulisakan "kebun stroberi menari". Sesaat. ya hanya sesaat kaki kaki itu berhenti berlari. Sekejap berikutnya kembali menari menuju kebun stroberi.

"Kakak, aku mau memetik 7 stroberi untukku sendiri..." Kata si asik pada kakaknya sembari terus berlari menari riang.
"Kenapa hanya 7 adik? Kakak juga mau... Adek bisa petik 7o atau 700 stroberi kalo adik mau.."
Ujar sang kakak pada adiknya.
"Ah.. tidak kakak... adik cuma mau 7 stroberi saja... Satu untuk ku makan disini, satu untuk kakak, satu untuk ayah, satu untuk ibu." Adik menjelaskan
"Itu baru empat..., lalu untuk siapa yang tiga lagi, dik? Kakak bertanya lagi..
"Satu untuk Tuan Menara, satu untuk nona mentari dan satu lagi untuk nyonya cemara.." jawab si adik tersenyum ceria.
Sang Kakak memandang adiknya lembut dan tersenyum mengerti.
"Ayo, Dik kita menari stroberi... " Ajak kakak
"Ayo.. Ayo.. Kak... ahahaha... tari stroberi... Ayo kak... " Adik mengiyakan penuh semangat...

Dan mereka menari dibawah bayang-bayang Tuan menara dan hangatnya sinar nona mentari yang mengintip manja dari sela-sela nyonya cemara....
Dan hari itupun sekali lagi indah...
Merona dan berbayang-bayang jingga.
Tersenyum dan menatap.
Hangat dan menentramkan jiwa.
Dan lantunan stroberi menari itupun bergema diseluruh lembah di bawah bukit itu.

====================================

Kamis, 24 Desember 2009

MERRY CHRISTMAS AND HAPPY NEW YEAR


Selamat Natal semuanya....
semoga natal ini senantiasa membawa damai, berkah dan kebahagiaan di hati kita semua...
-----------------------------------------------------------------------------

Teng.. Tong... Tenggg... Teenggg...
Lonceng besar itu berbunyi keras sekali mengagetkan semua yang ada di ruangan besar itu...
Tiba-tiba mereka tampak panik dan segera bergegas menyelesaikan pekerjaannya masing-masing...
"Cepaat anak-anak... malam natal sudah tibaaaa!" Tiba-tiba terdengar seruan lantang yang makin membuat para "kurcaci" itu, begitu mereka biasa disebut, makin pontang- panting...
"Segera masukkan semua barang ke kereta dan siapkan para rusa... Kita meluncur malam dalam 5 menit..." Suara tua berwibawa itu kembali terdengar lantang membahana.

Tiba-tiba seorang kurcaci berbaju hijau berlari tergopoh-gopoh mendekat ke pria gendut berbaju merah dan berjanggut putih menjuntai yang sejak tadi berteriak-teriak itu.
"Pssst... Santa..." dia berbisik mencoba mengatakan sesuatu...
"Ada apa pieter, semua beres bukan?" Pria yg dipanggil Santa itu menyahut.
"ehm... sebenarnya ada sedikit kesulitan... err.. emm" pieter tampak bingung.
"Katakan saja piet, aku akan segera membereskannya, hohoho.." santa menyahut lagi dengan tenang.
"Eh, tahun ini rupa-rupanya permintaan anak-anak agak sulit kita penuhi santa..." pieter berkata lagi dengan lirih.
"Apa maksudmu Piet? Apa mesin pembuat mainan otomatis kita rusak?" Tanya santa lagi.
"Bukan itu masalahnya... Tahun ini agak berbeda..., banyak anak-anak yang menuliskan keinginan mereka di hari natal dan menggantungnya di kaos kaki... "
"Bukannya itu sudah biasa piet? bukan masalah kan?" sambung santa..
Pieter menyahut lagi, " yang jadi masalah taun ini mereka tidak ingin mobil-mobilan otomatis, boneka beruang berbicara, atau pispot berjalan..."
"Mereka tak meminta benda... "
"Lalu apa yang mereka minta, piet? Apa itu susah?"
"Banyak yang sekedar meminta perhatian dan kasih sayang dari orangtuanya, santa... Ada juga yang meminta krisis di negaranya berakhir, banyak juga yang meminta tak tinggal di jalanan lagi... Pemintaan semacam itu tak bisa di buat oleh mesin otomatis kita, Santa.." ujar piet menjelaskan...

"Hmmm... baiklah kalau begitu... sepertinya Dia sendiri perlu turun tangan, aku akan menghubunginya nanti"
"Dia? Maksud Santa dengan "Dia" itu siapa?" Pieter tampak bingung...
"Dia ya Dia, yang membuat Natal ini ada, iya Dia yang disebut Kristus itu piet..."
"Wah.. jadi Santa mengenalnya?" pieter tampak kaget.
"Kauu pikir siapa yang memberiku kekuasaan, kemampuan dan alat-alat canggih seperti ini hah?" Santa tersenyum dan segera melenggan ke keretanya...
"Ayo Rudolf... kita meluncur sekarang.... malam makin singkat... hohohoho..."



Senin, 07 Desember 2009

[mee on art nouveau #1]

original artwork: pencil on paper

-----------------------------------------------------------------------------------------
Sudah sekian lama sejak terakhir kali menggambar wajah, akhirnya saya mencoba menggambar wajah lagi. Kali ini dengan sedikit stilisasi gaya dengan sentuhan art nouveau. Entah kenapa saya sedang ingin ber art nouveau ria. Mungkin sedikit terpengaruh teman yang beberapa waktu lalu membawakan sefolder karya artnouveau.

Sebenarnya ini bukan kali pertama saya menggambar wajah si model ini. Ya, beberapa tahun lalu saya sempat menggambar wajahnya, tapi seingat saya hasilnya buruk sekali waktu itu. Hahaha, tapi tetap saja dengan pede saya hadiahkan. Dan kali ini sesuai janji, saya mencoba menggambar lagi, dan sepertinya hasilnya lebih memuaskan. Setidaknya menurut saya begitu. Dan hahaha, ternyata mbaknya tidak suka mawar.

------------------------------------------------------------------------------------------------------

gadis berkacamata dalam buku gambar

Malam itu sangat panas. Tidak seperti biasanya memang. Udara terasa sangat gerah, apalagi di lantai dua kamarku yang pengap. Jendela sudah ku buka, baju juga sudah kubuka, tinggal bercelana pendek saja aku mencoba tidur. Tapi kok udara panas memaksa mata untuk tetap terbuka. Sial sekali, padahal sebenarnya aku ingin sekali tertidur pulas.

Tiba-tiba, sebentuk angin kencang berhembus melalui sela-sela jendela yang terbuka...
Wah.. ini dia, pikirku... Angin segar...
Angin itu berhembus dengan aneh, tampaknya seperti berputar-putar. Tiba-tiba buku gambar yang tergeletak di mejaku mulai membuka-buka sendiri tertiup angin. Kontan aku melonjak kaget. Setan..!! pikirku, tapi setelah diperhatikan ternyata memang karena angin yang aneh itu. Angin aneh yang berhawa sejuk itu tiba-tiba memaksaku untuk mendekati dan melihat buku gambarku itu. Buku yang biasa selalu kubawa kemana-mana, maklum belum penuh halamannya, jadi masih sering aku bawa-bawa jika sewaktu-waktu ingin menggambar.

Kembali angin itu berhembus kencang dan membuka buku gambarku. Tepat ketika aku berada dihadapannya, buku itu terbuka lebar. Aku cukup kaget sesaat saat melihat sebentuk gambar wajah di halaman buku itu. "Ahh, buku siapa ini, pasti terbawa.. " pikirku... Karena aku merasa bukan aku yang menggambar wajah itu. Tapi setelah kuteliti lagi, itu memang buku gambarku. Aku jadi makin penasaran.

Lagi-lagi angin aneh itu berhembus lagi. Kali ini memaksaku untuk membuka halaman asing tadi. Kuperhatikan baik-baik gambar di lembar itu. Ternyata seorang gadis berkacamata, dengan senyumnya dan pandangannya yang tajam. "Hmm.. siapa ya dia?" pikirku makin penasaran. "Cantik juga.." Aku kembali mengamati gambar gadis berkacamata di buku itu, kuperhatikan teknik menggambarnya, maklum aku juga senang menggambar. "Sepertinya sedikit terburu-buru menggambarnya", pikirku.

Tiba-tiba angin kembali menghantam wajahku dan sesaat kulihat mata di gambar itu berkedip. Kaget setengah mati aku langsung menjauh dari buku itu. Tapi rasa penasaran kembali muncul. Lalu kuberanikan lagi untuk memandang gambar di buku itu. Sekali lagi angin berhembus, dan kali ini dia tersenyum. Hampir copot jantungku, kaget setengah mati. Tapi tetap kuberanikan diri untuk terus mengamati gambar itu. Tiba-tiba gambar itu mulai tampak hidup dan bergerak-gerak... Daun-daun di gambar itu tiba-tiba bergoyang-goyang. Keringat dingin mulai mengucur, tapi aku tak sanggup untuk melempar buku itu dari tanganku. Semacam ada lemyang sangat kuat. Mendadak, angin aneh tadi kembali berhembus. Kali ini lebih kenceng dari sebelumnya. Dan makin kencang... Dan makin kencang. Sekarang angin itu terasa berputar-putar disekelilingku. "Oh, tidak.. apapula ini" pikirku dalam hati.

Tiba-tiba tubuhku terasa ringan sekali, dan setelah kuperhatikan baik-baik, ternyata aku mulai terangkat dari lantai kamarku, dangan tanganku tetap memegang buku itu dengan erat. Perlahan-lahan angin yang berputar itu menggulung tubuhku dan aku merasa tubuhku seperti tersedot pelan-pelan. Ya... benar, tubuhku mulai tersedot kedalam buku gambar itu rupanya. Aku bisa melihatnya jelas di kaca di dinding kamarku. Tubuhku melayang dengan angin menggulung tak menentu dan pelan-pelan mulai menghilang ke dalam buku itu. Semacam dalam film fantasi saja. Lalu pandanganku kembali kuarahkan ke wajah dalam gambar tadi. Dia tersenyum lagi, dan tiba-tiba sebuah hentakan keras membuatku terjatuh entah dimana, tapi yang pasti aku merasa terjatuh ke suatu temapat didalam buku gambarku itu.
Ya, sekarang aku didalam buku gambarku.

menimba

original artwork: drawing pen, aquarell on paper
used for illustration on children magazine "PERCIK yunior"


Byuuuurrrr.....
Dan air dari ember timba itupun berpindah sudah ke ember penampungan yang lebih besar.
"Kak... kenapa kita masih menimba air seperti ini, Kak?" tanya Mimi pada kakaknya yang masih tetap sibuk dengan tali timbanya...
"Memang kenapa, Dek...? Kalo' mau minum atau mandi ya nimba air dulu lah..., biasa aja to?" Sang kakak menimpali dengan cuek...
"Di tempatnya Lek Parjo kok nggak perlu nimba, Kak? Tinggal puter keran saja sudah 'ngocor'' airnya..." Mimi tak mau kalah.
"Oh itu..., Lek Parjo sudah pasang 'SANYO' jadi ndak perlu nimba-nimba lagi kaya' kita... " sahut si kakak.
"Naah, maksudku ya itu..., kenapa kita gak pasang 'SANYO' juga... kan ga perlu susah-susah nimba kak..."sahut Mimi.

Parmin berhenti sejenak dari menimbanya. kemudian dia menatap wajah Mimi yang polos dengan senyuman yang lembut. Senyuman seorang kakak yang luar biasa, yang pasti akan menenangkan hati setiap adik dimana juga.
"Dek Mi, kalau cuma masalah pasang SANYO, sebenernya bapak itu masih mampu. Cuma yang jadi masalah, di desa kita kan listrik belum ada , Dek..., nggak kaya di rumah Lek Parjo di Kota..." Parmin menjelaskan pada adiknya.
"Ooohh..., jadi gitu ya, Kak.... Brarti mesti ada listrik dulu ya sebelum bisa pasang SANYO..." Mimi mencoba memahami penjelasan kakaknya.
"Lha, lalu kenapa di desa kita masih belum ada listrik juga, Kak?" tanya Mimi lagi..
Kali ini Parmin hanya terdiam, dan kembali tersenyum lembut pada adiknya sembari melanjutkan menimba air.
"Sudah sore, Mi.. lebih baik kau cepat-cepat mandi saja... keburu gelap.."

-----------------------------------------------------------------

Selasa, 01 Desember 2009

Sore di Pematang

drawing pen on paper, mix with photos

Sore sedang cerah-cerahnya...
Yanuar, Yuni dan Teteh memutuskan untuk pergi jalan-jalan sekedar menyusuri pematang sawah. "Wah, asiknya kita kesana naik sepeda saja, Teh..." kata Yuni...
"Ayooo, siaap..., tapi sepedane mung siji ki, piye?" Teteh menimpali...
"Wis ngene wae, Yun kowe nggonceng ngarep wae yo... cukup kuwi, kowe mburi Teh.." sambung Yanuar menengahi..
"Wah ya, raiso ngono Oom.., ra penak lungguhe.." Yuni masih tidak terima..
"Lha, daripada sing siji mlaku dewe rak ra seru to..., wis to manut wae... ngko aku sing nggenjot. Tak alon2 wis..."
"Wis to Yun, dicoba disik wae." Teteh coba menenangkan.

Akhirnya pergilah mereka bertiga naik sepeda malang itu. Dikayuhnya sepeda itu dengan penuh semangat. Ah sebuah perjalanan penuh canda yang menyenangkan. Mereka terjatuh sampai tiga kali, sebelum sampai di sawah yang mereka tuju. Tapi tidak sampai seperti Yesus.

Sore yang cerah dengan perjalanan yang indah dibawah canda tawa teman seiring.
Aah, sayang aku tak ikut.
Okelah tak mengapa, lain kali aku menyusul.

Sabtu, 19 September 2009



Lebaran telah tiba... selamat berhari raya...
Mudik menjadi ritual rutin di hari lbur panjang ini.
Sebagian besar orang pulang kampung mengunjungi sanak family, sebagian lagi memanfaatkan untuk mengais rejeki... Memang hari raya selalu membawa berkah buat siapa saja tentunya...
Sekali lagi selamat hari raya Idul Fitri, Mohon maaf lahir bathin...

Selasa, 04 Agustus 2009

THE LOST FAIRY


pencil on paper
2009



Hutan itu memang cukup lebat untuk seorang manusia berada disana. Namun tidak untuk Phyranosue, peri muda nan jelita ini nampak asik bermain di rimbunnya pepohanan dan lebatnya hutan Mnyxiograbore yang terkenal angker itu. Mau bagaimana lagi, hutan itu memang sudah seperti kamar bermain utntukny yang peri hutan itu. Dia memang sedikit aneh, jarang sekali dia bermain bersama teman-teman sebayanya yang lain. Ia lebih suka menyendiri, berbicara dengan pohon besar sahabatnya, atau sekedar mengejar kunang-kunang hingga ke tepian hutan.

Itu pula yang ia lakukan senja itu. Serombonganm kunang-kunang muda yg enerjjik menarik perhatian Phyranosue dan memaksanya untuk terus mengejar mereka hingga ke tepian Mnyxiograbore. Ups, batas hutan itu merupakan areal yang berbahaya untuk kaumnya, para peri hutan. Ia selalu mendapat cerita dan nasehat dari para tetua di desanya supaya selalu menjauh dari tepi hutanm itu. Di luar hutan sangat berbahaya.... Banyak hal-hal yang diluar pengetahuan mereka, terutama par peri muda. Sudah sejak seribu tahun terakhir sukunya menjauh dari dunia luar dan masuk makin dalam ke hutan. Begitu banyak cerita seram yang beredar tentang keadaan di luar hutan. Bahwa disana sudah tak ada lagi pepohonan besar yang menyokong kehidupan mereka, apalagi pohon-pohon yang bisa dioajak berbicara dan berbagi cerita.

Membayangkan saja sudah ngeri... Namun entah mengapa malam ini berbeda. rasa penasaran itu terus menyeret Phyranosue untuk terus mengikuti rombongan kunang-kunang itu yang mulali melintasi batas hutan. Tiba-tiba Phyranosue tersadar dan tersentak kaget melihat di sekitarnya sudah tak ada lagi pepohonan yang mengelilingi... Rasa takut mulai menyebar... Dia mulai kebingungan. Di depannya membentang padang yang luas dengan cahaya gemerlapan di ujung sana... cahaya yang belum pernah ia lihat sebelumnya. Cahaya itu seperti memanggil-manggil dirinya untuk datang menghampiri. Namun ia hanya terpaku ditempat, pucat dan bingung...

-----------------

Huehehe... lagi-lagi gambar iseng. Yup, selain superhero, dari dulu saya memang selalu tertarik dengan cerita-cerita fantasi. Saya sering membayangkan makhluk-makhluk dari dunia fantasi itu benar-benar nyata. Mulai dari peri, centaur, gryphon, mionotaur, unicorn, naga, faun, dan lain sebagainya... Itu pula yang membuat saya senang nonton film. Apalagi yang berbau fantasi, makin liar makin menarik saja... hahaha...

--------------------

everybody needs a hero... maybe....


pencil on paper
2008


Haha, memang dari dulu entah kenapa seneng banget sama cerita-cerita superhero, baik itu DC atau MARVEL... Bahkan bisa dibilang gara-gara sering ngeliat gambar2 keren itu, jadi makin seneng sama yang namanya corat coret... hehehe.... sebenernya ini juga bukan tokoh hero favorit si... batman, wonder woman, sama superman...
tapi kebetulan karakternya asik buat digambar... hehe... terutama seneng banget yang versinya bung ALEX ROS, keren euy artworknya... hahaha, kapan ya bisa ketemu mas alex ros... pengen merguru... hihihi....

untitled_1

pencil on paper
2009


just a little scratch in my spare time...
nothing special... just for fun, no big deal.. hahaha...

nasehat nenek...

pointilist, ink on paper
2005

Matahari mulai beranjak naik ketika Amir kecil turut menemani neneknya bekerja di tepi pantai itu. hangat mentari memang mulai terasa membakar kulit, namun amir kecil memilih tetap tak berbaju dan celana. Ia lebih suka bertelanjang saat dipantai. Kan mumpung masih kecil katanya, kelak kalau sudah gede pasti kena UU pornografi pula.

Pagi itu ia membantu neneknya yang sedang mencoba mendirikan kembali warung kecilnya yang kemnaren malam hancur dihantam badai. Ya memang sudah reot pula warungnya yang dulu, tapi cuma itulah satu-satunya sumber pendapatan si nenek yang sudah memasuki masa senjanya itu. Mestinya ia kini hanya tinggal bersantai di rumah menikmati masa tuanya, namun apa dikata, suaminya telah tiada, anak tunggalnya yang jadi harapannyapun telah pergi.

Enam bulan yang lalu, anak kesayangannya itu, ayah dari si Amir kecil pergi melaut seperti biasa di pagi yang indah. Ya dia seorang nelayan handal yang ulet. Namun apa mau dikata, alam memang mulai tak bersahabat. Ombak besar berhasil menggulung perahunya yang kecil dan menghempaskannya di tengah laut yang ganas. Dua hari kemudian jenazahnya ditemukan di tepi pantai.

Amir kecil hanya tahu bahwa ayahnya sekarang telah bahagia di seberang lautan sana dan dia bermimpi kelak untuk menyusul ayahnya ke seberang lautan sana meraih suka cita itu. Kini ia tinggal bersama nenek dan ibunya yang setiap hari berjualan di tepi pantai untuk menyambung hidup mereka.

Nenek selalu berpesan pada Amir, supaya Amir kecil pantang menyerah dan selalu belajar keras. Ia pasti mampu menaklukan lautan luas membentang yg setiap hari selalu ia pandangi itu. Kelak, ketika ia cukup dewasa, lautan itu miliknya...

requaem in pace

drawing pen on paper


Ketika semua mulai meninggalkan hal-hal baik dan hanya mementingkan dirinya sendiri, maka tak ada lagi yang tersisa selain kehampaan...
Sebuah gambar yg saya buat beberapa tahun yg lalu, sekitar taun 2006.

Jumat, 27 Februari 2009

under pressure

"dibawah tekanan "
pencil n drawing pen on paper


Suatu hari si Badu ingin bermain kelereng bersama teman-temannya, Budi, Agus dan Yanto. Tapi apa daya ternyata hari itu dia ada les matematika di rumah Pak Slamet pukul 15.00, tepat beberapa saat setelah ia menyelesaikan makan siangnya. "Ah, nanti sore selepas les matematika pastinya aku masih bisa ikut petak umpet bareng Harjo, Santi, Tini, dan Umar.",pikirnya.

16.30 les matematika usai, senyum tipis mengembang, tapi sang ibu tiba2 berkata "Badu jangan lupa, hari ini hari pertama kamu les piano, jangan kecewain mamah, ongkosnya mahal itu guru lesnya!" Senyum tipis itu pun memudar. Sampe di rumah guru les piano sudah menunggu. Bu Isabela namanya, masih muda dan tampak rupawan pula.

Usai bermain nada, Badu tertidur kelelahan, namun ditengah mimpinya ia mendengar suara berteriak kencang, "Badu! Jangan lupa kerjakan PR-PRmu! jangan sampai di setrap lagi gara-gara gak bikin PR! Ayo belajar, mau jadi apa kamu kalo sudah besar nanti?"
Badu tetap tak acuh, terbuai dalam mimpinya bermain loncat karet bersama Anton, Marwan, Saiful, Cindi, Kesya dan Sari.

Kamis, 26 Februari 2009

sore yang cerah di kamar saya

Suatu hari yang melelahkan, tertidur pulas tanpa gangguan di siang yang biasa-biasa saja. entah bermimpi apa sudah tak ingat saya. Tiba-tiba terbangun oleh sinar mentari yang memancar masuk menyeruak ke dalam kamar saya yang kumuh lewat jendela kaca yang setengah terbuka.

kamar saya di sore yang cerah itu...

Waw...! rupanya sore yang cerah! Secara refleks saya segera mengambil kamera digital poket saya dan memotret suasana indah itu. Entah kenapa saya senang dengan cahaya mentari sore hari,. Tampak kuning keemasan bagaimana begitu. Mentari sore dan suasana yg cerah dengan langit biru membahana selalu membuat saya bersemangat.

empat kucing kayu berjajar diatas rak penuh debu tertimpa sinar mentari nan indah...

Secercah cahaya terjatuh di satu sudut rak buku saya, dimana empat ekor kucing kayu terpajang berjajar memamerkan senyumnya. Ups... rupanya lama saya tak menyentuh mereka, debu tebal dan sarang laba2 tampak menyelimuti mereka. Betapa malangnya. Tapi mentari sore ini membuat mereka tampak berseri-seri meski diselimuti debu puluhan hari.

Sore yang cerah dengan sinar matahari yang indah...

Sabtu, 14 Februari 2009

happy valentine's day...

greetingscard made special for all of you who read this blog. valentine not always pinky, isn't it?



Happy Valentine's day to all of you...
Selamat hari kasih sayang...
Meskipun sebagian orang memandang sinis pada perayaan valentine, tapi menurut saya hari kasih sayang layak untuk dirayakan. Ada yang bilang "Kasih sayang itu kan mestinya setiap hari, gak cuma satu hari saja..." Menurut saya pernyataannya tidak salah, tapi saya pikir dia tidak paham mengenai esensi sebuah perayaan. Kemerdekaan mestinya juga kita resakan setiap hari, tapi tetap saja kita merayakan secara khusus setahun sekali. Ibu juga selalu ada disetiap saat, tapi kita beri perhatian special di Hari Ibu. Itu lebih seperti menjadi pengingat bagi kita akan sebuah hal penting, yaitu kasih sayang itu sendiri yang sering kita lupakan dan abaikan karena hanyut dalam kesibukan sehari-hari.

Mestinya kita menyikapinya sebagai sebuah hari dimana kita bisa merefleksikan apa yg dirayakan (entah itu valentine, kemerdekaan, taun baru, ultah, dsb) dan tentu saja kita bisa bebagi kegembiraan, keceriaan, kebahagiaan, atau sekedar perhatian pada orang2 disekitar kita.
Saya pikir konsep global hari kasih sayang , dimana kita bisa lebih memberi perhatian pada orang-orang terkasih disekitar kita cukup masuk akal. Hanya saja orang terlanjur menghubungkan hari valentine dengan melulu bercinta-cintaan, pacar-pacaran, cowok-cewek, dan hanya terfokus pada pasangannya saja.

Mestinya hari kasih sayang lebih di maknai secara global dan umum dimana kasih sayang itu tidak hanya milik sepasang remaja tanggung yang baru jadian kemaren sore. Tapi juga sebagai sebuah momen kita bisa berkumpul bersama keluarga, orang-orang dekat yang lama tidak kita jumpai, dengan orang-orang entah siapa saja yang selalu ada disekitar kita, yang entah kita sadari atau tidak pastinya telah memberi banyak pengaruh dalam hidup kita. Bahkan mungkin orang yang baru kita jumpai di jalan.

Jadi hilangkanlah senyum sinis itu dari wajah anda saat seseorang, seperti saya saat ini, mengucapkan SELAMAT HARI VALENTINE! SELAMAT HARI KASIH SAYANG!
Karena saya yakin dilubuk hati anda yang terdalam pasti muncul secercah rasa bahagia saat menerima ucapan itu...

Kamis, 12 Februari 2009

"THE JANJI LELAKI"

ini dia yang tejadi saat Janji Lelaki diberlakukan.

Aha, "The Janji Lelaki" adalah sebuah ungkapan, ujar-ujar, semboyan, atopun slogan saat saya dan team (titiktemucretivehouse) mengerjakan mural dalam tekanan waktu. Memang bbiasanya dalam mengerjakan mural TK, kami menarget waktu antara 3-4 hari untuk menyelesaikannya. Namun kadang ada saja kendala yg menghajar, seperti misal hujan, daerah yg sepi (jd pengen cepet2 pulang), ada pekerjaan lain yg sudah mepet deadline juga, dan aneka alasan tidak mutu lainnya.
Saya dan team. dari ki-ka: Yudha, Nanto, Yoseph, Ade, Yanuar

Dari itu kita menciptakan janji lelaki. Intinya dalam janji lelaki adalah, menarget ketat sebuah blok mesti selesai dalam waktu yg kita tentukan. Yg terjadi kemudian adalah, kita berlembur ria mengeroyok satu blok dinding untuk segera difinishkan . Lembur disini benar2 tanpa batasan waktu, secapeknya, "sakmodharmu" kalo biasa kita bilang. Kadang kita benar2 kerja dalam diam. Masing2 sibuk dengan playlist mp3nya masing2. Ga ada canda, tawa ato sekedar gojek kere.

Pernah kami sikat habis sampai jam 4 pagi, dan paginya kita sudah mulai lagi sekitar jam 8 pagi.
Memang tampak melelahkan, tapi kami menikmati itu... Ada pula istilah "sedang On Fire", nah kalo ada salah satu dari kami menyakan "Gek on fire, ki...!" brarti jangan ganggu dia, karena dia pasti sedang dalam kondisi prima dan maksimal dan dalam mood yg oke buat nggarap.
Tapi seingat saya pernah juga janji lelaki itu gagal, entah karena cuaca yg tidak bersahabat ato suasana yang berbeda membuat kami jadi cepet lelah dan ngantuk. Nah itu dia musuh utama...
Ngantuk! Kalo cuma laper, lewat deh... kadang malah sampe ga berasa Tapi kalo ngantuk nah, bisa- bisa gambar yg sudah jadi malah ditulisi ngawur gitu. Pernah kejadian lho, kondisi ngantuk, teman saya, bung Ade, nekat tetap bekerja. Alhasil pagi harinya kita
"misuh-misuh" gara2 ada gambar yg sudah jadi malah diberi warna lagi yg aneh2... dan setelah dikonfirm memang ternyata dia ga sadar pas nyoret2 itu. haha...

Diluar muralpun Janji Lelaki sering kali saya terapkan untuk mengejar deadline yg tiba2 mepet karena kemalasan saya untuk mengerjakannya.. huehehe...

sial berganda elektronika

oHari ini entah ada apa saya mengalami sial berganda elektronika. yup, benar-benar menyebalkan. Siang tadi, saat menurunkan kardus dari motor, tiba2 earphone saya yg tersampir dileher tersangkut kardus! dan putuslah dia... Padahal usianya baru 1 minggu! sial betul.. memang tidak mahal si, tapi mengingat itu masih baru... tetep saja jadi sebelll...

Nah... sorenya... Lagi asik-asiknya refreshing ngegame di kompi... mendadak sontak.. MAK PET!
kompinya mati, dan... mengepulah asaphitam dari balik CPU... WAAKSS!!! kobongan... kobongan...
(agak berlebihan jg si...)
Langsung deh, cabut semuakabel, dan dibongkarlah sang CPU...
ternyata benar... salah satu elco di motherboard tampak hangus menghitam...
Lemas sudah.. anggaran yg mestinya untuk hal lain mesti buat ganti motherboard. Tapi untunglah, tidak hanya kesialan yg menghampiri, rejeki juga datang sendiri rupanya... hehehe... jadi gak terlalu bersedih si.... cuma sedikit kecewa dgn barang pabrikan masa kini yg gampang ancur...
Sudahlah....

Minggu, 08 Februari 2009

fake plastic trees:green but lonely

drawing pen on paper


Suatu malam pas baru 'nongkrong' di warung ayam kremesnya temenku, tiba-tiba saja inget lagu mautnya radiohead di album the bends, yang fake plastic trees. Ambil buku sket, siapkan pensil dan drawing pen, and then... voila! Jadilah gambar ini...

gadis kecil bertudung merah...

original artwork: pencil and drawing pen on paper


Teringat sebuah dongeng lama tentang gadis kecil bertudung merah yang tersesat dihutan.
Disini dia bertemu dengan seekor kelinci, dan berniat membawanya pulang... untuk di sate... hahaha... bercanda... tentu saja tidak. Dia bawa pulang kelinci itu untuk dibuat tongseng... hehehe... sudahlah.... terserah imaginasi anda mau diapakan si kelinci itu. Yang pasti bantu si gadis kecil ini temukan jalan pulangnya ya... hohoho... Hati- hati di jalan...

another mural project

Seperti kata saya pada posting yang lalu, saya dan team titiktemucreativehouse kembali bermural ria. Kali ini kami menggambar di daerah Piyungan, Yogyakarta, di TK Masyithoh VI. Masih dengan klien yg sama, KARINA-KAS dan Caritas Germany.

Kali ini sedikit berbeda dengan sebelumnya karena yang dikerjakan adalah TK Muslim, dan memang berada di komplek masjid. Jadi tema yang diangkat lebih mengarah ke kegiatan anak2 dalam busana muslimnya. Berikut beberapa foto hasil muralnya.


anak2 bersepeda riang gembira (bawah), kebun semangka (atas)



4sehat 5sempurna! sebuah tagline lawas yang coba dihidupkan lagi...


kegiatan menanam dan penghijauan, go green go!!


memberi makan sapi. bersahabat dengan hewan juga perlu diajarkan sejak dini...


naik kapal kertas. Sebuah permainan melipat kuno yang cukup kreatif namun mulai ditinggalkan...



dan ini tagging kami, hehehe...

Sebenarnya masih ada beberapa gambar di bagian dinding yang lain, mungkin akan saya upload lain waktu.

Rabu, 04 Februari 2009

ritual pamitan yang aneh



Asal tau saja, setiap kali kita pergi menggarap mural, setidaknya kita pasti bertemu beberapa orang baru ditempat itu. Kebetulan diproyek terakir benar2 sudah finish, jadi sudah tidak ada tukang lagi, tinggal pak penjaga tk dan keluarganya yang rumahnya memang bersebelahan dengan sekolah. Selama 3 hari disana ya bapak ini dan keluarganya yang selalu menyediakan makan dan minum buat kami.
Dan acara pamitan menjadi hal yang penting bagi kami, karena meski belum lama kenal tapi entah bagaimana pasti ada saja aura kehilangan yang muncul. Dan kami pun punya kebiasaan sendiri yaitu berfoto bersama saat pamitan... haha... Ini ritual wajib yang selalu kami lakukan, bahkan kalau sekedar mandi itu tidak wajib hukumnya, tapi kalau foto bareng..., jangan sampe ketinggalan deh...
Kali inikami berpose bersama si bapak penjaga, anaknya yang masih SD, dan si nenek. Sayang istri si bapak baru pergi, jadi gak sempat ikut berfoto...
siaaap... klik... lari... dan self timer pun beraksi... 4... 3... 2... 1... CPREETT....!!!
"Wah... baleni meneh... rung kroso mau!!"
Dan begitulah, berlanjut terus sampe kami puas berfoto ria... :)

cerita mural


Ini memang bukan pertama kalinya saya dan team (titiktemucreativehouse) mengerjakan mural untuk Taman Kanak kanak. Mural di TK Indriyasana Bunder ini kalau tidak salah mural yg ke 22 kita kerjakan. Masih dengan klien yg sama yaitu KARINA KAS dan Caritas Germany yang kebetulan sedang mengadakan rekonstruksi untuk sejumlah Taman kanak-Kanak korban gempa tahun 2006 yg lalu. Lokasi TK ini ternyata cukup jauh juga, lebih jauh dari perkiraan kam semula. Yaitu di daerah Bunder, Jatinom, Klaten. Daerah masih cenderung masuk desa, bahkan handphone saya pun sampai tak dapat sinyal (sepi buu....) tapi memang seperti yg sudah-sudah, sekolah yg disasar memang sekolah didaerah yg terpencil yang sungguh2 butuh bantuan.
Kali ini kami tidak berangkat bersama seperti biasa, saya dan ade rekan saya berangkat duluan bersama mbak dina sang arsitek. Setelah perjalanan sekitar 30 menit, kami tiba dilokasi dan disambut hujan gerimis. Ahahaha, ternyata disana kami bertemu dg tukang las yg pernah menggarap proyek sebelumnya bersama kami. Setelah sedikit basa basi seperlunya, kami memulai pekerjaan ini.


Wah sial, ternyata kali tidak hanya dinding, tapi kami mesti menggarap sebagian plafon dalam dan luar. Menggarap atap sebenarnya cukup menantang, tapi terus terang sangat menyita tenaga dan yg pasti tinggi badan saya yg tidak mencukupi standar ini cukup mengganggu...
Siang itu juga 2 teman kami yang lain yanuar dan nanto datang menyusul, dan hampir saja kesasar. Tema yg diminta tidak jauh seperti yang sudah-sudah, kegiatan masyarakat sekitar!
Kami memutuskan menggambar kegiatan karawitan yang memang merupakan kegiatan favorit di desa itu. Bahkan kata seorang penduduk mereka berhasil jadi juara kabupaten bulan sebelumnya.


Kami menghabiskan waktu 3 hari untuk menyelesaikan mural tersebut. Tiga hari yang sangat terasing, karena memang jauh dari keramaian. Bahkan untuk beli teh saja mesti mencari cukup jauh dengan motor. Warung makan juga tak ada, jadi kami dimasakkan oleh penjaga sekolah yang rumahnya bersebelahan dg TK trsbt. Makan 3 kali sehari dengan jam yang teratur ternyata bikin berat badan naik juga ya... hahaha.
Memang yang paling mengasikan dari mural di tempat yang jauh itu jelas jadi ketemu orang-orang baru dengan segala hal-hal baru yang kadang tampak aneh atau bahkan bikin penasaran.
Besok pagi saya musti berangkat mural lagi, tapi kali ini tidak terlalu jauh, di daerah piyungan saja... Apa ya yang bakalan terjadi disana..? Moga-moga seru... hohoho...

Senin, 02 Februari 2009

First post...

nice to meet you...
akhirnya jd juga bikin blog... hehehe
sepertinya mulai besok bakal ada kegiatan extra ni...
youps kita lihat saja besok, apa blog ini bakal berlanjut?
ato terbengkalai karena kemalasan saya lagi...